Mohon tunggu...
one musketer
one musketer Mohon Tunggu... -

lahir di cilacap, merantau di bandung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menanti Janji-Nya

25 Februari 2014   07:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillah..

Aku coba lagi untuk melemaskan jemari ini setelah sekian lama absen dari postingan, hanya untuk mengeluarkan unek-unek yang semakin lama semakin menyesakkan dada. Semua tentang negeri tempat dimana aku ditakdirkan olehNYA untuk lahir dan tumbuh dewasa.

Tak lama lagi negeri ini akan melaksanakan satu pesta besar yang banyak orang menyebut sebagai "pesta demokrasi", para calon wakil rakyat berlomba-lomba mencari popularitas demi memperoleh dukungan suara dari dapil dimana mereka mendaftar. Dari mulai dalang, guru, dosen, pengusaha, petani, nelayan dan masih banyak lagi background profesi mereka, tak mau kalah saing berebut ketenaran.

Yang menarik pada masa-masa ini adalah sesumbar janji dan harapan akan memperbaiki penghidupan dan kehidupan rakyat kalau mereka dipilih. Bukan hanya janji-janji semata, berbagai hadiah dan santunan pun mereka berikan. Sambil mereka "blusukan" ke pasar-pasar tradisional, pemukiman kumuh, rumah- rumah bedeng dan tempat- tempat yang mereka anggap bisa menarik simpati dan empati rakyat sehingga nanti rakyat mau memilih dirinya karena jasa dan kebaikannya.

Tahun ini adalah kali ke lima aku menghadapi PEMILU, dan dari empat periode sebelumnya aku bisa merasakan ternyata nggak banyak perubahan nasib rakyat negeri ini. Yang miskin tetap miskin bahkan makin miskin, yang kaya bertambah kekayaannya, kesenjangan sosial yang sangat kentara, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Padahal kala itu aku pun terhipnotis dengan obral janji-janji manisnya, dan aku berharap besar kepada mereka, eh ternyata aku salah.

Mungkin aku satu di antara sekian juta orang yang memilik perasaan sama, pesimis PEMILU tahun ini akan menjadi tonggak sebuah perubahan ke arah kemajuan, yang disebut kesejahteraan.

Aku hanya ingat akan janji seseorang yang aku yakini kebenarannya, bahwa ketika manusia beriman dan bertaqwa maka akan dibukakan keberkahan dari langit dan dari bumi. Ya itu adalah janji_NYA, janji TUHAN, zat yang Maha Esa, Maha Kaya, Maha Kuasa, yang memiliki segala apa yang di langit dan apa saja yang di bumi.

Aku lebih baik menanti janji itu daripada harus percaya dengan janji-janji gombal para calon birokrat yang tertipu oleh fatamorgana kehidupan yang mereka anggap bisa melanggengkan kedudukan mereka.

---SEMOGA BERMANFAAT ---

ONE MUSKETER

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun