Ditengah badai pandemi covid-19 yang entah kapan akan berakhir memberi dampak  yang sangat luas  di berbagai bidang terutama bidang ekonomi . Meskipun banyak sisi negatif yang ditimbulkan oleh covid-19 setidaknya sisi positifnya  juga ikut terurai. Ibu - ibu rumah tangga mulai menuangkan ide yang selama ini mengendap untuk direalisasikan terutama dalam upaya penghematan anggaran belanja rumah tangga. Mulai dari menyusun kembali anggaran belanja bulanan,  mencari pemasukan tambahan, menghemat anggaran listrik /air, masak sendiri, berkebun dll. Segala hal dilakukan untuk bisa bertahan hidup ditengah badai pandemi ini.
Pandemi covid -19 ini juga mengajarkanku kembali kedasar,  mulai menggeliatkan dapur yang sejujurnya digunakan hanya 50%.  Alat - alat masak yang sebelumnya jarang tersentuh sekarang telah menjadi garda terdepan  diarea dapur. Area dapur telah menjadi area tempur  yang selalu siaga dan siap kapanpun digunakan.Â
Mulai berbenah dengan kemampuan memasak,  yang ternyata jika dilatih setiap saat peningkatannya juga sangat pesat mebihi harapan. Memasak  sendiri yang sebelumnya bukan menjadi prioritas  sekarang telah menjadi prioritas pertama dan utama karena perannya benar - benar dapat menekan anggaran belanja rumah tangga.Â
Terlebih saat bulan ramadhan kemarin dari menu berbuka sampai santap sahur disiapkan sendiri benar - benar terasa penghematannya. Sebelum covid-19 melanda urusan makan biasanya pengeluarannya lumayan besar karena kebanyakan beli jadi dan sering makan di luar. Urusan perutpun bisa merobohkan tembok berlin ekonomi rumah tangga jika tidak disiasati dengan baik.Â
Dulu sebelum situasi seperti sekarang ini membeli bahan makanan tidak jelas waktunya, jika stok makanan kosong dan kadang rusak karena kelemahan peranku sebagai seorang jendral di dapur, baru mulai membeli lagi. Dan karena menyetok makanan dan minuman dalam jumlah besar bukan pula suatu hobi yang bisa menyenangkan angan - anganku maka proses penyediaan bahan makananpun dilakukan seminggu sekali di pasar tradisional dengan membeli bahan makanan terutama sayur mayur yang tidak gampang rusak sehingga tidak ada yang terbuang sia - sia.Â
Satu hal lagi yang sering dilakukan selama massa pandemi ini adalah memasak tidak berlebihan, bagiku lebih baik kurang dan memasak kembali daripada berlebih dan pada akhirnya akan didaur ulang atau menjadi penghuni tempat sampah yang berada dipojokkan. Mendaur ulang makanan bisa mengurangi bahkan menghilangkan nilai gizi dari makanan tersebut.
Berkebun merupakan salah satu hobi yang mulai diperhatikan selama masa pandemi ini. Sebelumnya hanya menanam kelor dan bayam yang merupakan sayur favorit keluarga. Karena pemeliharaanya yang sangat simpel dan tidak memerlukan penanganan khusus. Mulailah menanam sayur dan buah  yang disukai dan dikonsumsi seperti tomat, lombok, sawi, kacang panjang, sereh, selada dll. Manfaatkan semaksimal mungkin pekarangan rumah atau bahkan bertanamlah secara hidroponik. Karena jika dilakukan dengan sungguh - sungguh hal tersebut dapat meningkatkan ketahanan pangan dalam rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H