Mohon tunggu...
Anin Farikin
Anin Farikin Mohon Tunggu... -

pengen jadi programer dan analis handal. Hobi ngemil sambil baca.. suka ngeblog.. dan nulis. Kritikus politik sejati (tiap topik dikritik) :P

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebangkitan Nasional, Harapan Baru Generasi Muda

16 Mei 2011   09:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:36 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebangkitan nasional diawali oleh keinginan memiliki kebebasan dalam mengakses informasi, baik berupa pemerataan pendidikan, ekonomi, maupun pengakuan identitas bangsa melalui adat budaya yang telah mengakar lama sejak nenek moyang. Hal ini tercermin dari pemikiran tokoh - tokoh pendiri / penggagas kebersamaan atas nama kebangsaan meskipun memiliki latar belakang sosial serta kepercayaan yang berbeda - beda. Kebangkitan nasional yang akhirnya mencetuskan ikrar sumpah pemuda menjadi tonggak sejarah Indonesia sekaligus pondasi bangsa, yakni pemuda sebagai pilar utama. Sumpah pemuda ; yaitu:

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.


Namun, seiring dengan berjalannya waktu, harapan, gagasan, bahkan kebersamaan sedikit - demi sedikit mulai tidak lagi jadi "dagangan" menarik bagi kaum muda. Banyaknya informasi negatif yang lahir dari insan media karena ketidaksanggupan aparatur negara dalam menjalankan kewajibannya menjadikan salah satu alasan. Selain alasan tersebut, hal lain yang menjadikan kurang bangganya generasi muda bangsa akan negaranya adalah tidak ada sedikitnya produk nasional yang sanggup bertahan atau mungkin mendominasi penjualan produk di seluruh dunia, yang lebih menyedihkan, beberapa produk local harus "menjual" nasionalisme untuk dapat bertahan "hidup". Tragis memang. Lalu... apa lagi? oh ya, kepastian hukum. Ada yang terlewat? oke lah, mungkin pendidikan dan kesehatan (hak fundamental seorang manusia). Hah.. Melelahkan memang dan juga menyedihkan bagi beliau, para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan tenaga dan pikirannnya guna memberikan harapan bagi generasi - generasi muda bangsa.

Namun... Seperti halnya kata pepatah, pelaut yang besar tidak akan lahir dari lautan yang tenang. Begitu juga dengan kita, tidak akan lahir putra-putri hebat jika tidak ada tantangan.

Berikut ini potensi - potensi bangsa yang dapat membuat kita bangga akan Indonesia

- Pemuda

Kenapa pemuda? Pemuda adalah salah satu pilar berdirinya suatu bangsa, diawali dengan lahirnya sumpah pemuda, kemudian dengan gegap gempita kemerdekaan bangsa dapat kita raih. Pemuda merupakan aspek utama serta kekayaan yang tidak ternilai harganya, karena dapat diperbarui serta tak kan kunjung habis dimakan jaman. Pemuda yang memiliki semangat tinggi dalam memvisualisasikan hasratnya, untuk itulah semangat serta harapan dari pemuda tidak boleh padam oleh badai, apalagi hanya alasan - alasan kecil sebelumnya :). Pemberdayaan pemuda perlu dilakukan secepat dan seintens mungkin.

- Kebebasan Berfikir

Kebebasan berfikir, baik dalam meyakini atau tidak meyakini suatu hal membuat kita berdaulat atas diri kita sendiri. Keterbatasan seseorang untuk dapat memahami pilihan seseorang mungkin menjadi salah satu alasan terenggutnya kebebasan berfikir orang lainnya, namun tidak dibenarkan adanya tindakan pemaksaan kehendak ini. Kepastian hukum menjadi solusi yang dapat memecah kebuntuan.

- Kedaulatan Kesehatan

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Istilah ini mungkin yang seharusnya menjadi alasan bagi pelaksana pemerintah untuk lebih mementingkan akses kesehatan terhadap semua golongan masyarakat. Adanya jaminan yang "menjamin" memiliki tanggungjawab secara finansial membuat kita tidak lagi harus tarik menarik pasien dengan dokter atau tenaga medis lainnya.

- Kecintaan akan Produk Local

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun