Mohon tunggu...
Anin Farikin
Anin Farikin Mohon Tunggu... -

pengen jadi programer dan analis handal. Hobi ngemil sambil baca.. suka ngeblog.. dan nulis. Kritikus politik sejati (tiap topik dikritik) :P

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikmati Kebodohan Rakyat

10 Mei 2011   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:53 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rakyat memiliki sifat pragmatis, entah mereka yang mengenyam bangku sekolah ataupun yang tidak. Kecenderungan untuk mendapatkan sesuatu yang instan membuat rakyat mudah sekali dijadikan alat permainan kekuasaan. Jika mengatakan bahwa rakyat Indonesia sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas, maka tidaklah salah jika pernyataan itu saya artikan sebagai sebuah rayuan, jebakan, atau apalah semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengambil hati, menenangkan yang ujung-ujungnya adalah pemanfaatan kebodohan.

Mari saya ingatkan. Pada tahun 2008 kita dibebani oleh kenaikan harga BBM yang memaksa kita untuk merogoh kocek lebih dalam. Mungkin sekitar 33,33%, dari Rp. 4.500,00 ke Rp. 6.000,00. Saat itu seluruh kementrian dibuat tegang dengan kenaikan tersebut. Sri Mulyani yang pada saat itu adalah menteri keuangan RI, menjelaskan argumentasinya mengenai sikap pemerintah menaikkan BBM tersebut. Tidak lama kemudian, 2009, saat yang sama dengan pemilihan Legislatif dan Eksekutif. Pemerintah yang diwakili langsung oleh RI-1, mengumumkan penurunan harga BBM sebesar Rp. 500,00. Tidak berselang lama, kira-kira 1 bulan kemudian, penurunan harga BBM kembali dilakukan, besaran yang sama dari sebelumnya Rp. 500,00, dan 1 bulan kemudian harga lagi - lagi diturunkan. Besarnya? Tak elok rasanya jika saya kembali mengulang - ulang kalimat. Akumulasi penurunan harga BBM membuat harga BBM kembali ke harga awal, Rp. 4.500,00. Tidak berselang lama kemudian, muncullah iklan semagai media kampanye yang membuat saya begitu sakit hati. "Hanya pada pemerintahan xxxx, harga BBM turun 3 kali. BBM turun 3 kali. BBM turun 3 kali". Sebuah komunikasi politik yang SANGAT cerdas sekali. Cerdas bagi mereka. Cerdas memanfaatkan kebodohan rakyat. Seolah tidak menginkan pemilih yang cerdas dan kritis. Bukan tanpa alasan saya mengatakan bahwa rakyat memang masih hidup dalam kebodohan dan bukan tidak mungkin sistem pendidikan kita pun dikelola agar  menjadikan rakyat tetap bodoh. Hanya orang bodoh yang dapat dimanfaatkan. Bukankah begitu?

Kata terakhir dari saya, "Berikan siksaan pedih agar mereka takut berbuat salah. Berikan suapan hanya jika mereka merintih, memohon dan PATUH"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun