Mohon tunggu...
PapaLa Dander
PapaLa Dander Mohon Tunggu... -

berusaha untuk terus menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Pemetik

8 Maret 2013   08:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

gelegar kokang
suara berat
tajam
mata gelap
pedas menusuk
menyusur lembaran lembaran
hitungan
timbang menimbang
pias
gurat gurat pucat

beku
sunyi senyap
tajam dihujam
diam dipaku Retina mendeliak
penuhi ruang dibalik kaca
hitam
pada kokang serentang lengan
dingin
tambah dingin
membeku
darah
mampus
"letakkan tangan diatas
kepala"
aku terdeliak balik arah "cess...." melasar otak
terkapar
timah panas
suara suara
meraung raung
sayup kuyup hitam menggurita

(koran pagi esok hari)
residivis tersungkur mati
aku mendengar sayup
jauh
sejengkal tanah
ditolak langit
suara suara tanpa suara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun