Saat dicari hilang seketika
bagai kerlip kunang siang hari
tanpa syarat dan beban
aku tak mengenalmu diantara cahaya
lesap buntu berkarat
aku lelah mencari kemana mana
meja makan
kolong lemari
pun didalam saku celana
Tiba tiba hadir bak petir
menggelegar tumpah ruah
pena menari tanpa henti
meliuk liuk searah gairah
sampai tak sadar
tak bisa berhenti
aku memahamimu saat yang lain terasa asing
Nakal tiba tiba
hilang seketika
kadang hadir penuh warna
juga pucat tanpa darah
tetap kamu
kubaca aku ulangi
tak jarang berakhir ditumpukan sampah
aku tak pernah berhenti
menggauli kata demi kata
bersenggama kalimat
agar darahkupun berpuisi
meski tanpa wajah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H