Mohon tunggu...
BINTANG RESAPTA SAROSA
BINTANG RESAPTA SAROSA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ANTARA MIMPI DAN REALITA: MENYOAL Konsep Kesuksesan Generasi Kini

12 Desember 2024   20:11 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:12 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah hiruk-pikuk transformasi sosial dan digital yang massif, generasi muda saat ini tengah menghadapi paradoks yang kompleks dalam memahami dan mendefinisikan kesuksesan. Bila generasi sebelumnya mengukur keberhasilan melalui parameter konvensional seperti gelar akademis, kepemilikan aset, atau jabatan struktural, generasi milenial dan Z justru membongkar ulang seluruh konstruksi makna tersebut.

Dekonstruksi Konsep Kesuksesan Tradisional

Kesuksesan tidak lagi dipandang sebagai sekadar akumulasi materi atau pencapaian linier. Generasi kini memandangnya sebagai perjalanan personal yang kompleks, multidimensional, dan sangat individual. Mereka tidak ingin terjebak dalam definisi sempit yang dibentuk oleh sistem mapan, melainkan menciptakan ruang untuk ekspresi diri, passion, dan dampak sosial.

Faktor Penggerak Perubahan

Beberapa faktor fundamental mendorong pergeseran paradigma ini:

1.Ketidakpastian Ekonomi Global

Krisis ekonomi berulang, ketidakstabilan pasar kerja, dan pandemi COVID-19 telah mengikis kepercayaan generasi muda terhadap model kesuksesan konvensional. Mereka menyaksikan orang tua dan generasi sebelumnya yang meskipun mengikuti "aturan permainan" masih menghadapi ketidakpastian ekonomi.

2. Revolusi Digital dan Konektivitas

Internet dan teknologi digital telah membuka ruang tak terbatas bagi kreativitas dan peluang. Seorang pemuda di pelosok desa kini dapat menjadi pengusaha digital, content creator, atau konsultan global hanya dengan koneksi internet dan keterampilan yang tepat.

3. Kesadaran Akan Kesehatan Mental

Generasi kini lebih peduli dengan kualitas hidup dibandingkan sekadar kuantitas pencapaian. Mereka memilih pekerjaan dan gaya hidup yang memberikan keseimbangan, makna, dan kesejahteraan psikologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun