Malam semakin larut
Sunyi malam semakin sepi
Detak jantungku terdengar
Bisik rinduku terasa samar
`
Aku pernah mencintaimu
Dan belum pernah aku menghapusnya
Perasaan cinta itu masih ada tersembunyi
Tertimbun sejarah nasib yang aku jalani
`
Aku pernah mencintaimu
Rasa cintaku tidak bisa aku tutupi
Aku merasa bahwa kamu menyukaiku
Entah hal apa yang menarik bagimu
`
Aku mengikuti cerita garis nasibmu
Yang dicabik-cabik kenyataan hidup
Aku hanya diam tak mampu meminangmu
Karena kamu sudah ada yang punya saat itu
`
Malam dingin terlupakan sudah
Tertawa geli aku melihat masa lalu ku
Aku cemburu, aku rindu, aku mabok cinta
Tapi aku tak mampu meminang mu
`
Semua itu adalah masa lalu
Sekarang semua berjalan di atas nasib
Terseok seok semuanya belajar tentang hidup
Hidup yang saat ini belum bisa menentramkan hati
`
Duhai teman lamaku
Kenapa kamu tidak memilihku menjadi pedampingmu
Aku masih tetap akan rindu menantikan diri mu
Mungkin saat senja nati tiba kita bisa bersama
`
Mungkin di saat senja fisik sudah menua
Wajah cantik dan ganteng kita telah tiada
Tapi yang aku nanti adalah teman hidup, yang bisa saling menerima
Apakah ada garis nasib yang bisa memaksa kita bisa berjumpa ?
`
Aku siap menjalaninya, mungkin untuk tidak bersama mu
Tapi jujur aku masih mengharapkan pertemuan itu bisa nyata
Disaat senja bisa hidup bersamamu mengisi masa tua
Bagiku bisa hidup bersamamu adalah surga dunia
`
Saat ini malam merambat pagi
Ternyata aku tetap tidak bisa bermimpi
Ternyata mataku sedetikpun tidak bisa terpejam
Karena bisik rindu hati ini, masih menantikan satu harapan
`
=======================================
Batu Kajang, 17/3/2015, 01.08 wita.
Tri Permadi, warga Mess Petrosea, Jl Tambang, RT 25.
Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Kalimatan Timur.
