Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Bayang-bayang

21 Oktober 2022   15:41 Diperbarui: 27 Oktober 2022   08:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com

Ke senja pergi menuju redupku sendiri -- untuk menangkap bayang-bayangku. Angan mengembara gulita. Meraba jelaga sunyi.

Hanya di kamar. Langit kamar menyimpan lampu. Mengiringi sajak yang kehilangan aksara. Jejak cerita yang tak pernah genap.

Sebenarnya, ingin kulanjutkan sampai tamat. Tapi halaman mana yang masih bersorot. Tidak ada. Juga belum kutemukan bayang-bayangku. 

Sejatinya ingin kupilin bayang-bayang itu, dari ceceran makna semalam.

Namun, rindu tak mengenaliku lagi. Bahkan sebelum bayang-bayang mendendangkan lagu ilalang, aku siap berdiang saat subuh masih rabun.

SINGOSARI 21 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun