Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Secarik Kertas di Dadaku

6 September 2022   18:47 Diperbarui: 9 September 2022   13:16 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tumpukan kertas. (sumber: pixabay.com/pstiegele)

Jangan bertanya macam-macam. Ini milik siapa, yang itu milik siapa. Kau tahu bukan? Aku sangat sibuk

Sibuk mengurus prasangka. Belum tuntas konsultasi ke rekan sejawat seharian.

Kalau lusa aku juga sibuk. Ada rencana menyusun kebohongan supaya tetap dipercaya.

Lusanya lusa lebih sibuk lagi. Kedengkian harus kurampungkan segera, sebab rekan kerjaku menduduki jabatan.

Bahkan seminggu berikutnya sudah siap-siap merapikan sakit hati. Ternyata, selama ini kecemburuanku masih belum tuntas. Romantisme kasih sayang membuatku lembur.

Untuk urusan hati, aku memang paling sibuk. Wajib hukumnya untuk pura-pura.

"Apa kau ingin rekreasi?" tanya malaikat
"Sepertinya menarik, boleh dicoba?"

Sumber gambar: persec.com.au
Sumber gambar: persec.com.au

Tiba-tiba aku pingsan, ambisi dan obsesi berlompatan tak kenal arah. Secarik kertas tersemat di dadaku, "Sibuklah bersyukur, sebelum gugur"

SINGOSARI, 6 September 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun