Kusadari,
Aku hanyalah bayang
Sebentang layar lakonÂ
Kusuarakan,
Lirihnya gema
Dari alunan kidung
dan terkadang,
Aku sibuk mendidihkan golak
membiarkan menguap
Kiranya demikian fana tercipta
Dari kepingan bayang, gema dan uap
Sekedip senyap dilahap waktu
Tak ada lagi yang melekat
Hanya pasi, piatu dan malu
Sejatinya kita hanyalah gugusan fana yang segera berlalu
Mengapa harus saling melukai?
SINGOSARI, 1 September 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI