Rindu yang tersesat,
Ingatan baru saja menyala di temaram taman kota. Sebuah bangku meredam lelah menunggu kehadiran bulan. Bisa jadi risau sedang tumbuh melebihi rumput di sela-sela langkah yang terhenti.
Malam berpesan, "Jika tak tahu arah, jangan melawan arah. Sebaiknya hening sejenak. Sebab ada jalan lurus, lalu berkelok serta menyesatkan."
Rindu semakin tersudut,
Kubuka lembaran kisah silam. Buku yang mangabadikan coretan rindu, serta bercak mimpi yang gusar. Siapa saja di kamar ini pasti memahami, mengapa dinding begitu tegar membiarkan kabut menelusup di celah jendela.
Antara taman kota dan kamar ini, bagai pena dan buku yang tak beraksara. Jika malam menyesatkan rindu, aku tak mampu menulis apapun. Jika serpihan jiwa serapuh kertas buku, aku tak mampu lagi mencari sobekan rindu yang tercecer.
Rindu begitu tersudut. Terasa nyeri melepas embun pergi kembali, dan aku kembali nanar memandang dinding kamar.
SINGOSARI, 9 Juni 2022
Sumber gambar https://id.pinterest.com/pin/155303887384855675