Di pikiranmu,
Tempat misterius yang ingin kudiami
Di hatimu,
Tempat cintaku melepas senja
Di denyut nadimu,
Tempat aku mengunjungi harapan
Di ingatanmu,
Tempat aku menyemai bunga rindu
Kubayangkan kau sebagai dunia, hanya aku saja penghuninya.
Biarkan maut cemburu, lalu waktu letih mengujiku.
Sayap cintaku mendekapmu lebih hangat dari segala denyut jantungku.
Jika sepi menyerang malam, biarkan aku bertapa di kuil pemuja rindu.
Sampailah Tuhan menceritakan dua mata yang berkaca-kaca.
Itulah aku yang menginginkanmu, yang tak pernah menyerah, sekalipun langit tak lagi merah.
SINGOSARI, 5 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H