Hujan telah pamit
Lampu kota melepas terang
Air mata kembali menjadi persembunyian
Kutitipkan luka pada doa
Agar duka semakin genap
Kusemai rindu pada pilu
Agar waktu semakin kekal
Kita punya luka yang sama
Nyeri cinta yang tak bisa dipahami
Sampai musim habis, kemana lagi kau berdiam?
Masuklah sebentar, hatiku terbuka
Bahkan harum marahmu sudah kuteguk
Ranum resahmu sudah kupetik
Hangat acuhmu sudah kureguk
Mencintaimu adalah doa yang tak pernah usai.
SINGOSARI, 12 April 2022
Sumber gambar https://id.pinterest.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H