Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa yang Tak Pernah Usai

13 April 2022   00:00 Diperbarui: 13 April 2022   00:02 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan telah pamit
Lampu kota melepas terang
Air mata kembali menjadi persembunyian

Kutitipkan luka pada doa
Agar duka semakin genap

Kusemai rindu pada pilu
Agar waktu semakin kekal

Kita punya luka yang sama
Nyeri cinta yang tak bisa dipahami

Sampai musim habis, kemana lagi kau berdiam?
Masuklah sebentar, hatiku terbuka
Bahkan harum marahmu sudah kuteguk
Ranum resahmu sudah kupetik
Hangat acuhmu sudah kureguk

Mencintaimu adalah doa yang tak pernah usai.


SINGOSARI, 12 April 2022

Sumber gambar https://id.pinterest.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun