Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Bersyukur

9 April 2022   15:59 Diperbarui: 9 April 2022   23:04 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock/Eldar Nurkovic via Kompas.com

Sudah dua tahun senja membisu
Orang-orang urung pergi
Masker menahan nafas pilu
Seperti tak ada kabut pagi

Siang pergi berdiam diri
Lalu kamu, mereka dan semuanya lenyap
Mentari lelah menyinari
Jendela tertutup harap

April mengurung emosi
Langit tak bicara apa-apa
Aku terdakwa menunggu jaksa
Malam tak ada yang membela

Tapi Tuhan mengajari aku
Siapa yang berpuasa
Dia yang berkuasa atas nafsunya
Hidup belum selesai

Doamu senyum yang ranum
Seolah tak ingin terlihat Tuhan
dalam sisa ketegaran
merambat akar syukur ke haribaan

Sumber gambar https://martinfasting.dk
Sumber gambar https://martinfasting.dk


SINGOSARI, 9 April 2022

Sumber gambar https://martinfasting.dk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun