Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wahai Sukma Penyair

23 Januari 2022   23:23 Diperbarui: 27 Januari 2022   16:10 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar bacatangerang.com

Malam meniadakan puisi
Sepi makin basi
Rembulan sembunyi
Temaram disemai

Ternyata, kata-kata dilucuti
Wajah pasi
Lembar kertas nyeri
Pena enggan menari

Ucapan terkunci
Tiada yang berdiri
Nafas terhenti

Wahai sukma penyair
Hadirlah!

Ajari aku mengukir tubuh puisi
Memeluk jarak dan sendiri
Ijinkan kusayat diksi

Biarkan aku kembali
Merapikan ilusi
Menepikan anomali

SINGOSARI 23 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun