Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengemis di Ibu Kota Baru

20 Januari 2022   23:42 Diperbarui: 23 Januari 2022   18:00 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: islamidia.com

Di ibu kota baru yang sedang berisik.
Kata-kata berselisih di lembaran kalender.
Mau di hutan atau di tepi pantai sama saja.
Dibangun megah maupun sederhana boleh saja.
Dihiasi taman serta air mancur juga menarik.
Diberi nama baru atau nama nyleneh toh akhirnya tetap bernama juga.

Tetaplah ibu kota baru akan hebat.
Berderet gedung bertingkat.
Disana kekuasaan berpusat.
Rapat-rapat membahas amanat.

Semua siap pindah.
Semua serba baru.
Kecuali pengemis yang berharap jadi kupu-kupu.
dan meninggalkan kepompong di ibu kota lawas.


SINGOSARI, 20 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun