Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerlip Bintang

27 Desember 2021   08:03 Diperbarui: 27 Desember 2021   09:00 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak pernah bosan Tuhan mengetuk kamarmu, mengingatkan jangan pernah menyimpan keburukan apapun dalam sudut hati. Sebab esok akan dibangunkan kembali dengan harapan baru.

Seperti gerimis, angka kalender akan merintik, membasahi rimbun pepohonan.

Jika tahun ini sebuah kepompong sedang menggeliat, bisa jadi keesokan hari sebuah kupu-kupu menghampiri kamarmu. Hal yang tak mudah berubah jadi indah.

Kapan-kapan, kau bisa menjadi bintang, lalu melambaikan tangan agar aku bisa memandangmu.

Bagaimana setiap hari aku menjadi daun-daun yang berguguran di halaman hatimu, berharap kau punguti satu demi satu, tapi kau hanya kerlip dari malam berganti malam.


SINGOSARI, 27 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun