Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tafsir Batu

20 Desember 2021   18:51 Diperbarui: 20 Desember 2021   19:09 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: decyra.com

Sesungguhnya aku hanyalah batu
Bebas kau tafsirkan dengan apa saja
Misalnya benda keras penjaga sepi

Tapi,
aku tetap di sini
tertutup bayang-bayang pohon
yang setiap malam meluruhkan daun
sebagai penanda waktu

Selain itu,
aku akan di sini selamanya
tidak boleh tertidur
sampai hujan menyibakkan lebat
sebagai akhir masa tunggu

Sesungguhnya aku hanyalah batu
Sesukamu menafsirkan
Layaknya benda terbuang dari gunung berapi

Sejujurnya aku batu dari kumpulan rindu
yang tak pernah bertemu

Dan, kau sangat bernafsu mencium kekasihmu.
Di malam pekat saat hujan lebat di bawah pohon.
Semua dapat kurasakan dari injakan kakimu.

SINGOSARI, 20 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun