Sesungguhnya aku hanyalah batu
Bebas kau tafsirkan dengan apa saja
Misalnya benda keras penjaga sepi
Tapi,
aku tetap di sini
tertutup bayang-bayang pohon
yang setiap malam meluruhkan daun
sebagai penanda waktu
Selain itu,
aku akan di sini selamanya
tidak boleh tertidur
sampai hujan menyibakkan lebat
sebagai akhir masa tunggu
Sesungguhnya aku hanyalah batu
Sesukamu menafsirkan
Layaknya benda terbuang dari gunung berapi
Sejujurnya aku batu dari kumpulan rindu
yang tak pernah bertemu
Dan, kau sangat bernafsu mencium kekasihmu.
Di malam pekat saat hujan lebat di bawah pohon.
Semua dapat kurasakan dari injakan kakimu.
SINGOSARI, 20 Desember 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI