Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemacetan Menyapa

2 November 2021   21:25 Diperbarui: 2 November 2021   21:28 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dok.sipil.umm.ac.id

Pemudik sedang perjalanan ke Malang
melewati jalan alternatif
kemacetan menyambut sejak batas kota
layaknya anak yang antri pulang

mungkin kemacetan ingin bercengkerama dengannya
saat kendaraan memenuhi ruas jalan,
serta betis yang pegal dihajar gigi persneling

pernah suatu waktu
sembari nekat melintasi jalan utama
dia melaknat kemacetan
yang mengular panjang

"Mengapa kotaku jadi macet begini ya?" umpat pemudik itu di tengah deru mesin dan klakson.

dibelokkannya haluan menuju jalan tikus,
jalan yang pernah membuatnya marah
jalan yang ditutup saat ada hajatan warga
jalan yang sempit untuk berpapasan,
menanjak diselingi turunan curam bergantian

seorang pengendara dari luar kota menghampirinya:
"Mas, jalan ini tembusnya kemana?"

belum sempat menjawab,
si pemudik disergap kenangan
yang membuat rindunya kandas
oleh cinta yang macet

SINGOSARI, 2 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun