Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Kamu

22 Oktober 2021   13:38 Diperbarui: 22 Oktober 2021   13:40 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Klinik Fotografi KOMPAS (croped)

Aku dan kamu seperti gema
yang mengalunkan kidung
dari cinta karang penjaga samudra

Aku dan kamu seperti bayang
yang memerankan lakon
dari sabar rembulan menunggu pagi

Aku dan kamu seperti uap
yang mendidihkan golak
dari semangat matahari menyinari dunia

Pada akhirnya,
Gema menjadi dongeng yang diceritakan pada sudut kamar
Bayang menjadi hiasan dinding yang dibingkai kerinduan
Uap menjadi hujan yang membasahi kenangan

Aku dan kamu seperti labirin purba menuju akhir perjalanan yang fana


SINGOSARI, 22 Oktober 2021

Siapgrak dan Ciprit harap TENANG ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun