Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merapikan Puisi

20 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 20 Oktober 2021   10:17 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://jeda.id

Kertas putih telah dihamparkan
Pena telah dihitamkan
Duduk telah ditegakkan
Tubuh pun telah wangi parfum

Sampai petang
matamu hanya berkedip-kedip
dan jemarimu berkeringat
seperti usai berlari menemukan cahaya

Cahaya telah bersinar
Embun telah menetes
Mentari kembali bertugas
Tapi kau tak kunjung menulis

Kukira jemarimu habis lari pagi,
ternyata tidak.
Kepalamu saja yang lelah,
merapikan tumpukan puisi
di hamparan samudra kata-kata


SINGOSARI, 20 Oktober 2021

Siapgrak! dan Ciprit! jangan kau unggah puisi ini ya! (pakai tanda seru), semua butuh pengorbanan, butuh waktu dan ada prosesnya, jangan asal unggah, ujug-ujug ramai pembaca.

Sumber gambar https://jeda.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun