Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Bukan Pemilik Waktu

12 Oktober 2021   18:09 Diperbarui: 13 Oktober 2021   11:55 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Kumohon,
Aku tak mau menjadi gincu
yang memerah tapi penuh ragu.

Kumohon,
Aku tak mau menjadi bedak
yang memikat tapi penuh lagak.

Cukuplah aku menjadi daki
yang melekat di tumitmu.
Bahwa perjalanan adalah musim yang tak tuntas

Hanya Kutahu,
Setiap manusia ingin menjadi Tuhan,
diam-diam menginginkan musim
yang tak lazim

Hingga kini sesungguhnya kita bukan pemilik waktu.
Saat bulan mengubur diri.
Menanggalkan mural di tembok kota.
Demikianlah waktu mengemasi keringnya duka, dan
membiarkan kenangan menggenang bersama sisa gerimis duka semalam


SINGOSARI, 12 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun