Ketika senja, ayah belum menyerah mengais nafkah. Tapi, malam merambati tubuhnya yang lelah. Hatinya mungkin kalah, tapi beruntung masih ada rumah. Kita bertemu lalu berkata-kata hingga kabut menyerap resah.
Kata ayah, tidak ada uang untuk mimpi. Tapi, ada keringat saat mengeja makna kerja. Sebab hidup harus dipelajari bukan dihafalkan, apalagi ditangisi.
Hari ini seperti jalan hidupmu, dan aku percaya Tuhan tak pernah lupa. DIA kirimkan malaikat dengan berbagai rupa. Seperti tanyamu saat mendaki puncak, "Sudah dekat ya?" aku pun menjawab "Itu sudah kelihatan."
Lalu kita tiba di puncak. Memandangi kerlip lampu kota dan merasakan betapa kecilnya manusia. "Langit, masih adakah do'a dari ibuku yang belum menembusmu?"
Sepenggal waktu kemudian subuh telah menyerahkan seluruh do'a, kepada fajar yang hangat, lalu dunia kembali terang.
SINGOSARI, 4 Juli 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI