Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Mengajariku untuk Bersabar

23 Mei 2021   10:06 Diperbarui: 23 Mei 2021   22:33 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam segera meninggalkan petang. Kendaraan lalu lalang pulang kerja. Hanya beberapa saja yang memberiku recehan. 

Di trotoar adikku masih tertidur beralas koran. Kami bergantian menjual iba. "Orang tua kalian di mana?" pernah seseorang pengendara bertanya seperti itu. Aku hanya menggeleng. Rupanya orang itu terburu-buru mengejar dunia kembali, sehingga tak memberi apapun padaku.

Aku dan adikku bahkan pernah berangan-angan ada artis yang memberiku bingkisan untuk acara televisi. Lumayan, pasti aku mendapat bingkisan, dan dia mendapat rating televisi yang tinggi. 

Lalu artis itu akan masuk televisi telah menjadi manusia dermawan. Ia juga akan bercerita tentang kehidupan rumah tangganya. Anak-anaknya yang bahagia, serta koleksi mobil mewah yang memenuhi garasi.

Benar saja. Tiba-tiba sebuah mobil mewah menepi. Kupikir dia seorang artis. Tapi, sekian menit kutunggu tak ada yang turun dari mobil mewah itu. Kaca mobil pun tetap tertutup.

Kulihat adikku terbangun. Tangannya mengelus-elus perut. Mengira pengendara mobil mewah itu memberi sesuatu. Ternyata tidak, mobil mewah itu juga buru-buru mengejar dunia kembali, tak memberi apapun padaku.

Beruntung, malam mengajariku untuk bersabar. Padahal aku hampir saja marah, "Tahu gitu kupecahkan saja kaca mobilnya." Kulihat adikku meringkuk kembali di atas trotoar.


SINGOSARI, 23 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun