Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Do'a di Tepi Pantai

12 Februari 2021   08:39 Diperbarui: 12 Februari 2021   08:57 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn-2.tstatic.net

Mentari yang hangat berbisik padaku, "Apa kau punya minuman yang menyegarkan?"

Aku menggeleng.

Lalu mentari naik ke dahan waktu. Semakin tinggi di pucuk hari. Ia pandangi sekitar jagat alam. Malaikat sedang menuangkan hujan di segelas pantai. 

"Hemmm, segar sekali" pekik mentari. 

Saat senja, kau baru datang di tepi pantai. Sembari memandangi mentari yang bergandengan tangan menjauh ke tengah samudera. Sebait do'a terbit dari bibirmu yang basah sisa hujan, "Semoga kau bahagia" bisikmu.

Sebenarnya aku ingin seperti mentari, mengajakmu pulang. Tapi, bibirku kelu, wajahku pucat. Jantungku berdebar. Lebih baik aku menjadi rembulan yang kedinginan di tepi pantai.


SINGOSARI, 12 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun