Mentari yang hangat berbisik padaku, "Apa kau punya minuman yang menyegarkan?"
Aku menggeleng.
Lalu mentari naik ke dahan waktu. Semakin tinggi di pucuk hari. Ia pandangi sekitar jagat alam. Malaikat sedang menuangkan hujan di segelas pantai.Â
"Hemmm, segar sekali" pekik mentari.Â
Saat senja, kau baru datang di tepi pantai. Sembari memandangi mentari yang bergandengan tangan menjauh ke tengah samudera. Sebait do'a terbit dari bibirmu yang basah sisa hujan, "Semoga kau bahagia" bisikmu.
Sebenarnya aku ingin seperti mentari, mengajakmu pulang. Tapi, bibirku kelu, wajahku pucat. Jantungku berdebar. Lebih baik aku menjadi rembulan yang kedinginan di tepi pantai.
SINGOSARI, 12 Februari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI