Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pintu Air

11 Februari 2021   00:33 Diperbarui: 11 Februari 2021   00:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sudah waktunya pintu air yang berkarat diperbaiki.
Aturlah saja kita pergi ke bengkel anti karat untuk minta tolong,
"Pak perbaiki pintu air berkarat ini, jadikan ia pintu
yang bisa dikunci agar tidak ada banjir yang sembarangan masuk"

Diperbaikilah pintu air itu. Tapi apa jadinya?
Ternyata kota tetap saja banjir

"Wah anda ini bagaimana, kok masih banjir?"

"Terang saja masih banjir. Anda hanya memperbaiki pintunya,
sedangkan atapnya tidak diperbaiki"

Buru-buru kepala mendongak dan terlihatlah jutaan kubik
arwah pohon yang menangis di balik mendung.

SINGOSARI, 11 Februari 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun