Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tapak Akhir Tahun

29 Desember 2020   14:19 Diperbarui: 29 Desember 2020   14:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.popmama.com

Aku telah terbiasa dengan akhir tahun, yang mengalirkan perasaanku padamu melebihi rupa-rupa persimpangan.

Kecipak air berteman kaki kecil, berlompatan ingatan dalam genangan yang tak kunjung surut. Kepala yang kuyub, serta senyum yang guyub.

Di tahun berikutnya, Kuharap memanen angka keberuntungan, meski mungkin juga memunguti aksara kegagalan.

Di tahun depan, Kau bisa menjadi bintang yang berkilau, meski tak mampu kujangkau.

Begitu nyata angka-angka kalender berceceran, bersimpuh di gemingmu.

Kusadari, tahun melaju tanpa sejenak. Kujalani rinduku setapak demi tapak. Kau melompat undak demi undak.


SINGOSARI, 29 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun