Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendung di Atas Telaga Kering

6 Desember 2020   13:14 Diperbarui: 6 Desember 2020   13:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com

1)
Kamu adalah mendung,
yang tak sempat gerimis.
Katamu: Percayalah, sesuatu ada masanya.

2)
Semua gerimis turun bersama rindu,
derasnya melebihi pertemuan sungai
dan samudera

3)
Kata detik,
perjalanan hanyalah mengulang menit.
Sebab perpisahan hanyalah senja,
yang akan hangat kembali esok pagi.

4)
Kita tak sanggup menyimpan kenangan.
Apapun yang kamu ucap menjadi langit yang memayungiku

5)
Seperti ucapanmu:
Aku akan membalas cintamu,
tapi butuh waktu.

6)
Aku tak paham,
mengapa dibalik bukit pelangi merona.
Sedangkan aku hanyalah telaga yang mengering.


SINGOSARI, 6 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun