Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nasib adalah Hadiah

31 Oktober 2020   17:14 Diperbarui: 31 Oktober 2020   17:24 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://taldebrooklyn.com

Di penghujung senja Oktober, hujan masih meramaikan
pelataran rumahku.
Saling bergantian suara gemericik dengan detak jam dinding.
Esok adalah jawaban atau tangisan.

Kita seperti tanah lapang
yang basah dan kering digilir musim
Seperti nasib yang kita terima sebagai hadiah.

Apa yang kau kira gelap,
boleh jadi cahaya yang dibutuhkan.

Boleh jadi,
yang kau kira cela
ternyata penolong bagi kesulitanmu.

Asal kau tahu,
semua hanya senda gurau fana,
kecuali peringatan dari kitab suci.

SINGOSARI, 31 Oktober 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun