Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sumpah Peronda

28 Oktober 2020   22:05 Diperbarui: 28 Oktober 2020   22:25 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Sripo / Ehdi Amin

Pada malam yang sedemikian rupa. Para lelaki di kampungku telah siaga. Sarung melingkar di leher pertanda perjuangan akan dimulai. 

Kami memang tak banyak bicara, sebab jadwal telah tertata. Daripada kena denda, maka kami bulatkan tekad untuk berjaga. Sebelum berjaga kami telah bersumpah. Kalau tidak salah begini bunyinya:

"Kami peronda-peronda pos kamling,
mengaku berpamitan dengan satu istri, bukan istri tetangga."

"Kami peronda-peronda pos kamling,
mengaku beratap satu, atap pos kamling."

"Kami peronda-peronda pos kamling,
menjunjung bahasa perlawanan, bahasa melawan ketiduran."


SINGOSARI, 28 Oktober 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun