Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pertanyaan dari Lampu Kota

24 Oktober 2020   19:07 Diperbarui: 25 Oktober 2020   18:09 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.theconversation.com

apa kau masih malas menjadi penerang hidup sesama?

coba lihatlah diriku.
setiap malam aku suntuk bekerja.
orang-orang lalu lalang dengan selamat.
entah mereka berucap syukur atau tidak,
tapi aku tak berharap ucapan terima kasih.
buat apa?

bagiku yang terpenting orang-orang bisa pulang dengan selamat.
jangan sampai salah alamat atau malah kesasar ke kuburan keramat.

kadang aku juga diterjang angin, sampai masuk angin.
kalau kemarau keringat deras mengalir,
jika penghujan kuyub sekujur tubuh.

tapi,

aku hanya ingin menerangi jalan orang-orang.
meski orang-orang memaki diriku saat padam gara-gara korsleting.

jadi, apakah kau yakin ingin menjadi penerang hidup sesama?

***

SINGOSARI, 24 Oktober 2020

Selamat menerangi dunia wahai puisi nyeleneh, semoga kau terang-terangan, tidak sungkan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun