Perempuan itu merajut baju dari rintik gerimis. Jemarinya lebih cekatan daripada kilat di langit. Lalu diberikannya baju rajutan itu kepada rindu yang lahir dari rahim senja. Sejenak ada kehangatan dalam suka dukanya.
Saat malam merayakan gigil, rindu tak lagi membara. Satu persatu kabut tersangkut di baju rajutan. Rindu pura-pura sepi, padahal ia sudah mati semenit yang lalu.Â
SINGOSARI, 18 Oktober 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI