Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelaku Sebar Kebencian

30 September 2020   09:22 Diperbarui: 30 September 2020   09:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak rumah-rumah pelacur dikosongkan,
birahi mati di sudut kamar.

Betina binal telah diusir dari surga dunia
berikut setenggak sisa alkohol dalam botol.

Papan nama wisma telah dibredel.
Gelak tawa digusur sunyi.
Dentuman musik lenyap.
Hingar bingar dikubur.

Tak ada yang kotor lagi,
kecuali mulut yang
membilas olok
menyebarkan kebencian.

Dijajakan murah
pada etalase media sosial
menggunakan papan nama
atas dasar:
          firman-firman
          ayat-ayat
          pasal-pasal
          kajian-kajian
          norma-norma, dan
          hoax-hoax

Siapa asusila diusir surga.


SINGOSARI, 30 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun