Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bolehkah Aku Singgah di Matamu?

2 September 2020   14:58 Diperbarui: 2 September 2020   14:50 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com/

Bolehkah aku singgah di matamu?
Kali ini pikiranku terus mengajak berdebat,
kepalaku dijejali kata-kata.

"Sini masuk ke sini, ayolah" kata matamu.

Aku yakin, matamu tak menolak.
Sebab, ini bukan perkara angka di kalender itu.
Ini bukan pula tentang tujuanku pulang.
Tidak, aku tidak akan tersesat.
Perasaanku telah dituntun Tuhan, menemukan telaga indah itu.

"Baiklah aku masuk ya?"

Namun, mulutmu membisu.
Bergeming sahutan kata-kata, suara derit tak tereja.
Pipimu bergetar, "Mengapa kau jadi sendu?"

Belum sempat kau jawab, hujan bulan September telah meraih keningku.
Kau biarkan matamu menatapku dalam basah seorang diri.

Terkadang apa yang kau lihat, tak mampu terucap.
Apa yang kau rindu, tak mampu kau tempuh.

Aku menunggu terus matamu.
Sampai mataku membatu purba.


SINGOSARI, 2 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun