Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Namaku di Suratmu

9 Agustus 2020   17:52 Diperbarui: 9 Agustus 2020   18:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/jenniferbarber3

Mungkin di kamar ini nama kekasih itu selalu kausebut. Aku yakin kursi putih berteman meja tumpukan kertas telah menyaksikannya. Betapa sunyi ia merekam penantian itu bersama waktu yang mendingin. 

Sepucuk surat belum genap tertulis. Pada tiap awal paragraf, nama kekasih itu tertera. Hanya di ujung paragraf ketiga nampaknya kau ragu. Apa sebenarnya yang membuatmu berhenti menulis surat? Bukankah kau bisa bertanya kepada desir angin yang melawat jendela? Kapan hujan terakhir akan membawa surat ke ujung timur?

Aku masih menerka berbagai kemungkinan. Termasuk mengapa kau bersikeras memindah ranjangmu ke teras. Katamu, kau sudah kehabisan mimpi untuk bertemu kekasihmu. Tapi, nyatanya kau tak ingin terhalang apapun untuk menatap kekasihmu.

Setelah namamu tertulis di batu nisan, aku masih menyimpan berbagai tanya. Termasuk nama seseorang yang kau tulis di suratmu. Mengapa nama itu mirip sekali denganku? bukankah kau tahu aku hanya kelopak bunga yang selalu menaburi kubur rindumu?

SINGOSARI, 9 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun