Aku lelaki kesepian yang merawat luka. Setiap malam khayalanku belajar bersama di kamar. Kami belajar sebagaimana mengerjakan soal hidup dan berbagai tanya jawab.Â
"Apakah cinta itu indah?" tanyaku pada khayal.
"Jangan sekali-kali mendekati cinta" bentak khayal serta merta.
"Apa salahku sehingga kau bentak?" sengitku seraya melihat khayal membuang muka.
Khayal pergi ngeloyor membanting pintu. Kata mendung, khayal sedang mengunyah duri mawar. Lalu singgah di sungai air mata. Membeli oleh-oleh sekarung kecewa rasa kasihan serta bertemu perempuan-perempuan yang diunggah di media sosial.
Aku lelaki lemah yang mencangkung Sabtu malam Minggu. Genap sebulan sudah khayalku pergi. Mendung tak lagi berkabar soal khayal. Padahal, rencananya senja di akhir Juni ini aku ingin mengubur sepi dan lemah. Namun entah mengapa urung begitu saja.Â
Setelah lama menunggu ternyata aku tak mampu lagi berkhayal siapa yang akan menggotong dan mengubur sepi dan lemahku.
SINGOSARI, 30 Juni 2020 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H