Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki yang Kehilangan Khayal

30 Juni 2020   22:08 Diperbarui: 30 Juni 2020   22:06 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
en.opisanie-kartin.com

Aku lelaki kesepian yang merawat luka. Setiap malam khayalanku belajar bersama di kamar. Kami belajar sebagaimana mengerjakan soal hidup dan berbagai tanya jawab. 

"Apakah cinta itu indah?" tanyaku pada khayal.
"Jangan sekali-kali mendekati cinta" bentak khayal serta merta.
"Apa salahku sehingga kau bentak?" sengitku seraya melihat khayal membuang muka.

Khayal pergi ngeloyor membanting pintu. Kata mendung, khayal sedang mengunyah duri mawar. Lalu singgah di sungai air mata. Membeli oleh-oleh sekarung kecewa rasa kasihan serta bertemu perempuan-perempuan yang diunggah di media sosial.

Aku lelaki lemah yang mencangkung Sabtu malam Minggu. Genap sebulan sudah khayalku pergi. Mendung tak lagi berkabar soal khayal. Padahal, rencananya senja di akhir Juni ini aku ingin mengubur sepi dan lemah. Namun entah mengapa urung begitu saja. 

Setelah lama menunggu ternyata aku tak mampu lagi berkhayal siapa yang akan menggotong dan mengubur sepi dan lemahku.


SINGOSARI, 30 Juni 2020  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun