1)
Sebuah kata berloncatan dari tubuh puisi
Sementara penyair masih mengingat-ingat
kapan terakhir kali memuji kekasihnya.
Kata-kata pulang ke arah mata angin.
Ia jumpai bantuan-bantuan yang salah sasaran.
Menjelaskan dengan kata-kata.
"Oh ini hanya kesalahan data" katanya.
"Apakah data kematian?" ujar sebuah kata.
"Bukan, bukan itu" jawabnya singkat.
Kata-kata berpikir keras, mumpung ini
hari pendidikan nasional.
Kira-kira begitulah kata-kata butuh jawaban.
2)
Sehari sebelumnya kata-kata
telah menyewa truk, pengeras suara
dan menggunting kain sebagai ikat kepala.
Namun penyair buru-buru memikirkan THR
Sebab seseorang berkata ada potongan
50% gaji ASN.
"Itu kata-kata bukan?" seru penanya.
"Kau ini siapa?" dia malah balik tanya.
"Bukankah kita kata-kata yang dimakan kutu,
sebab waktu sedang memenjara buruh dan guru"
3)
Kata-kata berkeliaran diantara warung yang
bandel dan disergap petugas gabungan.
Katanya, "Ini gimana PSBB kok masih buka, ayo tutup!"
Kata perut "Jangan tutup mulutmu, bersuaralah! sebab makan butuh bicara!"
"Eh nggak kebalik tuh?" kata penyair membolak-balikkan kertas.
Mendadak sunyi, hanya suara batuk-batuk yang
menghamburkan aksara "Uhuk....uhuk."
SINGOSARI, 2 Mei 2020Â