Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seekor Domba

7 April 2020   19:37 Diperbarui: 7 April 2020   19:34 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seekor domba mengembik di depan pintu rumah. Kuintip ia dari celah masa kecilku yang runyam. Nampak seekor domba putih menyampaikan salam, "Embeeeek."

Kunyalakan TV, siapa tahu ada berita domba hilang. Hanya siaran berita gaji ke 13 dikaji ulang.

Kubaca lembaran koran, siapa tahu ada kejadian domba tersesat. Namun semua berita berisi donasi-donasi dari rakyat untuk rakyat.

Kutanya tetangga melalui gawai, apakah ada yang kehilangan domba? "Maaf kami bukan penggembala dan tidak ada domba di rumah" begitu jawab mereka.

"Coba temui dulu kambing itu" saran istriku. "Kau kambing milik siapa?" tanyaku.

"Embeeeek, aku dari langit, Tuhannya Ibrahim yang mengutusku" jawab kambing.

"Ampun Gusti, kucuci dulu seragam ASN-ku, semoga terselip uang di saku."


SINGOSARI, 7 April 2020

Berkurban bisa di setiap waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun