Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rahasia Hujan

5 April 2020   22:30 Diperbarui: 5 April 2020   22:27 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kamarmu, sedang kau tulis sepucuk surat.
Pada sebuah malam yang belum genap menggigil.
Sebelum menulis, kau pandangi langit-langit kamarmu,
sebuah lampu gantung redup pernah kunyalakan.

Di paragraf awal, kau tuliskan keluh kesahmu.
Kau sebut lirih nama lelaki, yang urung kau tulis.
Angin terlalu menelusup kencang masuk melalui jendela,
dan membawa kemungkinan nama lain.

Kau ingat-ingat lagi sebuah alamat, dimana lelaki itu tinggal.
Jujur aku agak asing dengan kota yang kau sebut-sebut.

Malam menuntunmu pada dua pilihan.
Lelaki yang urung kau tulis itu masih
kosong di sebaris kertas.

Sepertinya kau ragu-ragu, apakah gerimis
malam itu akan menjadi hujan hingga pagi?

Sementara aku duduk bersabar. Manantikan rahasia hujan genap tersampaikan.


SINGOSARI, 5 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun