Seorang pengemis sedang meniti karirnya. Pagi ini ia menghadiri sebuah pelantikan. Sebuah mimpi sedang membacakan jabatan serta tugas baru. Disaksikan oleh bisingnya jalanan serta debu yang runtuh dari tatapan hina.
Mulai besok, pengemis itu akan mengemban tugas di perempatan yang baru. Disana ia akan diawasi oleh langit dan matahari selama bertugas. Jika malam harus lembur maka lampu kota juga ikut mengawasi. Setiap anggaran yang masuk akan dijaga ketat melalui tali rafia yang mengikat perutnya.
Belum ada rencana strategis untuk membesarkan lambung yang sudah kempis. Semua iba yang diterima akan dicatat ketat. Diperiksa detik demi detik. Lembar demi lembar.
Ia juga harus menabung seluruh air mata dan keringat agar kelak bisa dijadikan dana pensiun. Itu jika karirnya mulus, sebab terkadang godaan dijalan selalu menusuk dari berbagai arah. Apakah pengemis itu akan mampu menghadapi tantangan karirnya? Kita lihat saja nanti saat mimpi mulai bosan meninggalkan pengemis dan diam-diam merayu pejabat yang gemar meminta-minta.
MALANG, 5 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H