Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rumah Jingga

5 Februari 2020   16:28 Diperbarui: 5 Februari 2020   16:32 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: pinterest.com/jungbetty

Rumah mungil telah usai dicat.
Warna jingga pilihanmu dan kesukaanku.
Pintu dan jendela berwarna putih.
Nampak di dalam kau menenggak susu.
Sisakan untukku separuh saja.
Telah lama aku kehilangan nafsu.
Oleh rumah besar tapi kosong penghuninya.

Rumah mungil telah dicat.
Orang-orang memuji.
Semua ingin meniru.
Kau tak kunjung keluar.
Padahal banyak pria berduit ingin meminang.
"Apakah boleh membeli rumah sekalian menikahi pemiliknya?"

Mungkin kau terlalu cantik
untuk tinggal di rumah mungil.
Sedangkan aku bersusah payah
mencabuti cemburu dihalaman cintamu.


MALANG, 5 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun