Rumah mungil telah usai dicat.
Warna jingga pilihanmu dan kesukaanku.
Pintu dan jendela berwarna putih.
Nampak di dalam kau menenggak susu.
Sisakan untukku separuh saja.
Telah lama aku kehilangan nafsu.
Oleh rumah besar tapi kosong penghuninya.
Rumah mungil telah dicat.
Orang-orang memuji.
Semua ingin meniru.
Kau tak kunjung keluar.
Padahal banyak pria berduit ingin meminang.
"Apakah boleh membeli rumah sekalian menikahi pemiliknya?"
Mungkin kau terlalu cantik
untuk tinggal di rumah mungil.
Sedangkan aku bersusah payah
mencabuti cemburu dihalaman cintamu.
MALANG, 5 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H