Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wo Ai Ni

25 Januari 2020   16:35 Diperbarui: 26 Januari 2020   09:19 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.shazam.com

Jangan bersembunyi lagi. Aku suka warna merahmu. Segeralah hadir di mataku. Ketuklah pintu hatiku. Kusambut kau dengan pintu terbuka. Kita berjalan bergenggaman. Menuju ke utara, sebuah klenteng tua menunggu rela. Kunikmati capcai sepiring. Dihibur barongsai. Lanjut nonton wayang Potehi. 

Sembahyanglah dulu, do'akan leluhurmu, semoga Tuhan memberkati kita penuh cuan, cengli dan cincai. Bersama nyala lilin merah, kukatakan padamu wahai perempuan berdarah China, "Wo Ai Ni". Seketika pipimu memerah ranum. Terbata-bata kau jawab, "Semanten ugi dalem tresno jenengan." Mari kita menikah, nanti kuajak menikmati lontong orem-orem khas Malang, nonton jaranan dan bantengan serta wayang kulit.

Gong Xi Fa Cai

SINGOSARI, 25 Januari 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun