Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menanam Air

12 Januari 2020   22:39 Diperbarui: 12 Januari 2020   22:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://1.bp.blogspot.com

Sebuah pusaran menjeratku ke arah bumi. Lamat-lamat suara orang tak terdengar lagi: "Tong..tong..tong, wahai penjaga sungai kembalikan yang kalap, dia anakku!"

Nampak matahari bergoyang, langit berjoget, dan rindang pepohonan sempoyongan. Ikan-ikan bersliweran, gelembung udara meliuk-liuk, dan aku melayang di dalam air.

Ternyata, aku bukan anak sungai yang nakal dan membanjiri kota, aku tak lebih dari anak yang tak bisa berenang bebas. Tapi, keduanya masuk berita di media dengan judul utama: Pagi ini anak sungai meluap, menenggelamkan anak orang.

SINGOSARI, 12 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun