Sebelum pulang dari Perpustakaan, ada sebuah buku yang membacakan berita. Sebut saja Warta Sore.
Diberitakan oleh buku bahwa: Era jemari membuka buku tak pernah berpamitan menempuh perjalanan ke dunia maya.
Di tempat-tempat persinggahan, semacam lutut yang disilangkan sepi oleh buku yang merebahkan punggungnya.
Bangku-bangku taman sesak oleh pasangan kekasih yang menyusun pura-pura: seandainya nanti, jika kau, ah betapa indahnya, semoga kita bersatu.
Tak ada tim pencari fakta kemana para pembaca buku itu diculik atau, jangan-jangan mereka tak lagi menjadi buronan.
Sebelum makan pagi, otak-otak berunjuk rasa, menuntut peningkatan daya pikir, bubarkan berita palsu dan penuhi asupan-asupan bergizi.
Dialog-dialog yang mengutip dari buku semakin mentok. Pabrik emosi terus memproduksi produk jargon "POKOKNYA."
Manusia makin tirus dan berjalan sempoyongan, saat menyeberangi zaman dunia maya menabraknya keras. Baaammm!!!
Pembaca buku tergeletak, dunia maya melarikan diri. Sekali lagi tim pencari fakta tidak menyelidiki TKP.
SINGOSARI, 10 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H