Pemuda kurus itu terus merangsek ke kota,
sebenarnya ia keluyuran saja di akhir tahun ini.
"Ah, siapa bilang? aku ini sedang bisnis bos?" katanya.
Kulihat tangannya mendekap gulungan kertas,
mirip kalender sepertinya.
"Hai bung, bisnis apa kau ini?" tanyaku.Â
"Aku ingin menjual kalender ini, setahun
lamanya aku tak menemukan cinta, kalender ini
angkanya berwarna hitam semua"Â tawarnya padaku.Â
Bibirku tersenyum geli. Aku jadi ingat
bahwa kalender itu dibeli dari lapakku.
Sedangkan laba dari penjualan sudah habis
untuk menikahi perempuan kaya.
Kini, istriku marah-marah, sebab kalender
di rumah kubuat angkanya merah-merah.
"Kerja-kerja sana bang, jangan nganggur terus,
contohlah pemuda kurus itu, dia mantanku yang giat bekerja, omel istriku.
SINGOSARI, 29 Desember 2019