Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kisah Bersama Kalender

29 Desember 2019   10:17 Diperbarui: 5 Januari 2020   20:44 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://static01.nyt.com/

Semua kenangan telah dikemas rapi, dalam bingkai yang memenuhi dinding kepala. Saat kalender telah menggugurkan semua angkanya, tentang kegembiraan dan kedukaan. Dalam bulan basah ini, cahaya berenang bersama terang natal.

Sepasang mata sedang menunggu kereta baru, dengan tujuan ke barat, dimana angin berbisik sayup-sayup. Nasib telah begitu tertib. Kepada alpa kita selalu membuat teman karib.

Meski kita sama-sama memandang keluar, tapi kita tertawa dalam menit yang berselisih, dan kita memikirkan batu dengan sunyi yang berbeda-beda.

Kita hanyalah sebuah kelak, yang menunggu kalender turun di pemberhentian, melepas letih menikmati sajak, sampai kalender tak berdetak.


SINGOSARI, 29 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun