Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Gagal Naik Pesawat

8 Desember 2019   15:07 Diperbarui: 10 Desember 2019   19:34 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pesawat terbang. (sumber: pixabay.com/wilbue)

Alhamdulillah aku bisa naik pesawat. Sudah pasti tetanggaku mengira aku orang kaya.
Maka terjadi kasak-kusuk di antara ibu-ibu arisan. Gara-gara istriku keceplosan saat belanja tadi pagi.
Sampai terdengar oleh Pak RT yang biasa jagongan dengan warga. 

Hari ini aku berangkat dan melewati rumah Pak RW, meskipun hanya bu RW yang menyapa, tapi aku
tetap membalas sambil menganggukkan kepala:

"Saya mau ke Metropolitan bu, naik pesawat siang nanti."

Lambaian tanganku bisa diceritakan pak RW, pikirku. Benar saja, ada pesan masuk di gawai, tertulis:

"Selamat jalan pak, saya masih koordinasi dengan kepala desa di balai desa."

Wah, setali tiga uang pikirku, kuarahkan saja ojek melintasi depan balai desa, harapan bisa
melambaikan tangan ke Pak RW dan Pak Kades.

"Pak saya berangkat, maaf buru-buru." pamitku di depan balai desa dengan lantang.

Sesampai di bandara, ojek kuminta berhenti agak jauh dari pintu masuk. Malu ah, masak ke bandara naik ojek.

Tiba di depan loket check in ada pengumuman, "Penerbangan ke Metropolitan dibatalkan".
Penyebabnya pesawat ditengarai membawa kereta api beserta relnya.
Sementara pilot dan masinis sama-sama ngotot ingin menjalankan pesawat dan kereta api.

Aku yang kelelahan sudah pasti kehilangan kenangan di Metropolitan.

MALANG, 8 DESEMBER 2019
Ada puisi yang mengungkap kejadian terkini dengan cara lain, jangankan sepeda motor dan sepeda angin, kereta api juga bisa naik pesawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun